Sebuah penelitian menemukan adanya peningkatan kanker dubur pada
penderita HIV pria di AS. Pertumbuhan sel yang tidak normal atau displasia
dubur dan kanker dubur biasanya disebabkan oleh human pappilomavirus (HPV) yang
bisa mengakibatkan kanker (onkogenik). Kanker dubur tidak diklasifikasikan
sebagai kondisi terdefinisi AIDS seperti halnya kanker serviks yang invasif,
meski keduanya memiliki penyebab yang sama.
Penelitian ini mendapatkan data dari kanker dubur pada penderita
HIV dan bukan penderita HIV. Hasilnya, para peneliti mendapat kesimpulan bahwa
selama tahun 1980-2005 peningkatan kasus terjadinya kanker dubur di AS sangat
dipengaruhi oleh epidemi HIV di antara pria tapi independen dari infeksi HIV di
antara perempuan.
Di beberapa tahun terakhir sebagian besar kasus kanker dubur
dialami pria AS dengan HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
kanker dubur pada pria yang mengidap HIV. Selain itu, penelitian ini diharapkan
bisa menekan tingkat kanker dubur secara signifikan.
Jumlah CD4 yang rendah terkait dengan peningkatan risiko kanker
dubur, meskipun kanker dubur juga terjadi di antara orang dengan HIV yang
memiliki jumlah CD4 yang lebih tinggi. Penekanan kekebalan tubuh yang terkait
dengan HIV dapat secara langsung mengakibatkan perkembangan kanker dubur.
Meskipun terapi antiretroviral bisa mengembalikan sebagian fungsi kekebalan
tubuh, terapi HIV tidak menyebabkan pengurangan lesi prakanker, dan insidensi
kanker dubur telah meningkat dalam era terapi antiretroviral.
Menurut para ahli tidak semua kanker dubur pada ODHA disebebkan
infeksi HIV. Pria yang melakukan seks anal dengan sesama pria (LSL) pun
berisiko mengalami kanker dubur meski tidak terinfeksi HIV. Namun, pria
homoseksual yang terinfeksi HIV memiliki prevalensi yang lebih tinggi dari
displasia dubur dan risiko 10 kali lipat dari karsinoma sel skuamosa dubur
dibandingkan dengan LSL HIV negatif.
Pencegahan kanker dubur bisa dilakukan dengan dua cara yakni
vaksinasi HPV dan tes pap smear dubur. Vaksinasi luas pada HPV 16 dan 18 akan
menekan beban HPV yang bisa menyebabkan kanker, termasuk kanker dubur.
Sayangnya, daya serap vaksin masih rendah dan rata-rata pria yang terkena
kanker usianya lebih dari 60 tahun maka manfaat dari vaksinasi HPV pada tingkat
kanker dubur tidak akan diamati selama beberapa dekade.
Berdasarkan keberhasilan tes Pap smear untuk skrining kanker
serviks, penggunaan tes Pap smear yang berguna untuk mendeteksi kanker dubur
bisa menekan terjadinya kanker dubur.
Bila dubur Anda mengalami perubahan segeralah periksakan diri ke
dokter karena baik pengidap HIV ataupun bukan berisiko mengalami kanker dubur.
Sumber : doktersehat.com
Tag : kanker dubur dan hiv,
Ciri Kanker Dubur, Ciri-ciri Kanker Dubur, Gejala Kanker Dubur, Kanker dan HIV,
Hubungan HIV dengan Kelamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar